Assalamu'alaikum Wr.Wb. Selamat Datang di Ruang Karya MAnusia Biasa..Terima Kasih Atas Kunjungan Anda..Semoga Bermanfaat!!!
CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS

Senin, Mei 25, 2009

Peran Self-Efisiency dan Persepsi Bentuk Dukungan Terhadap Prestasi Akademik Anak Penyandang Tuna Daksa

Data dari laporan PBB pada tahun 1998 menyatakan jumlah penyandang cacat di Indonesia sekitar 10 juta orang. Namun, diduga jumlah yang sebenarnya jauh lebih besar dari data yang ada (www.usembassyjakarta.org, 1998). Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia masih berpandangan negatif terhadap para penyandang cacat. Kesulitan-kesulitan yang dialami penyandang cacat tidak hanya berasal dari keterbatasan fisik mereka saja, tetapi juga dari orang-orang di sekitar mereka, termasuk keluarga mereka. Masih ada orangtua yang tega menyembunyikan anak mereka demi menghindari malu (www.usembassy.org, 1998). Dalam penelitian ini, penyandang cacat yang dimaksud adalah penyandang tuna daksa. Jenis ketunaan mereka dapat terlihat dari luar. Mereka dapat melihat keadaan tubuh mereka yang berbeda dari orang lain yang akan berdampak pada kondisi psikologis dan penerimaan sosial terhadap penyandang tuna daksa. Anak tuna daksa adalah anak yang menderita cacat akibat polio myelitis, kecelakaan, keturunan, cacat sejak lahir, kelayuan otot-otot, peradangan otak, dan kelainan motorik yang disebabkan oleh kerusakan pada pusat syaraf (Mangunsong, et. al, 1998). Masalah yang perlu diperhatikan pada anak tuna daksa, yaitu masalah akademis serta psikologis.Tenaga kerja penyandang cacat sering mengalami diskriminasi, misalnya adanya persyaratan sehat jasmani yang sering diartikan tidak cacat dalam berbagai proses perekrutan karyawan (www.kompas.com, 2002). Untuk itu, penting bagi penyandang tuna daksa untuk memiliki prestasi baik sehingga mereka dapat memperbesar kesempatan mereka bersaing dengan tenaga kerja ‘normal’.Prestasi akademis adalah suatu tingkat kecakapan atau penguasaan yang berhasil dicapai siswa pada tugas-tugas akademik atau skolastik (Arifin, 1988). Buku rapor yang merupakan laporan evaluasi hasil belajar siswa selama periode belajar tertentu dijadikan sebagai acuan prestasi akademis. Dua faktor penting yang dapat mempengaruhi prestasi akademis adalah self-efficacy dan dukungan sosial dari keluarga. Menurut Pajares (dalam Stipek 2002), self-efficacy merupakan prediktor yang lebih kuat terhadap performa akademis dibandingkan dengan persepsi yang lebih umum tentang kompetensi akademis, seperti inteligensi. Dukungan sosial dari keluarga mempunyai peranan penting terhadap prestasi akademis karena keluarga merupakan lingkungan terdekat dengan anak. Perlakuan keluarga terhadap individu akan berpengaruh pada perkembangan individu selanjutnya, termasuk dalam pendidikan. Menurut Bandura (dalam Pintrich & Schunk, 1996), self-efficacy merupakan penilaian seseorang terhadap kemampuan mereka untuk mengatur dan melaksanakan serangkaian tindakan yang diperlukan untuk mencapai performa yang diinginkan. Self-efficacy mempengaruhi pemilihan aktivitas, usaha, dan ketahanan. Cobb (dalam Friedman & Matteo, 1989), dukungan sosial sebagai informasi yang membimbing seseorang untuk percaya bahwa ia dicintai, dihargai, dan merupakan bagian dari sebuah jaringan komunikasi dan kewajiban yang sama. Beberapa bentuk dukungan sosial menurut Cohen & McKay (dalam Sarafino, 1994), antara lain emotional support, esteem support, instrumental support, informational support, network support. Dampak dari dukungan sosial tergantung bagaimana dukungan sosial dipersepsi.Penelitian ini dilakukan secara kualitatif agar peneliti bisa mendapatkan informasi lebih mendalam tentang bagaimana peran self-efficacy dan persepsi bentuk dukungan sosial terhadap prestasi akademis anak tuna daksa. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara dan observasi. Pendekatan baik dengan anak tuna daksa maupun keluarganya dilakukan sebelum proses wawancara dilaksanakan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa self-efficacy dan persepsi bentuk dukungan sosial mempunyai peranan penting terhadap prestasi akademis anak tuna daksa.Hal lain yang dapat disimpulkan adalah persepsi bentuk dukungan sosial dari keluarga dapat berpengaruh terhadap self-efficacy individu dalam bidang akademis. Selain itu, semakin terlihat dan parahnya ‘kecacatan’ seseorang maka dampak yang ditimbulkan juga akan semakin besar.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan kepada pihak-pihak yang terkait dengan anak tuna daksa, seperti keluarga dan tenaga pengajar untuk lebih memahami apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh anak tuna daksa untuk dapat berkembang dengan baik.

http://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID=61&src=k&id=134487

0 komentar: