Assalamu'alaikum Wr.Wb. Selamat Datang di Ruang Karya MAnusia Biasa..Terima Kasih Atas Kunjungan Anda..Semoga Bermanfaat!!!
CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS

Jumat, Mei 08, 2009

Di Era Global, Sumber Belajar Yang Mendatangi Peserta Didik

15/08/2008
Oleh: Sudirman Siahaan

Pada umumnya, apabila seseorang ingin mengetahui sesuatu, maka ia dapat saja pergi menemui seseorang yang dinilai mengetahui atau menguasai yang ingin diketahuinya. Atau, orang tersebut pergi ke toko buku atau perpustakaan untuk mencari buku yang dapat memberikan informasi tentang sesuatu yang ingin diketahuinya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa oranglah yang harus aktif pergi mencari sumber berita atau sumber belajar di berbagai tempat. Masih beruntung apabila pada akhirnya dapat menemukan sumber berita atau sumber belajar.

Di lingkungan pendidikan, peserta didiklah yang harus aktif pergi ke sekolah agar dapat bertemu dengan sumber belajar yang berupa guru misalnya. Di sekolah juga, peserta didik dapat menemukan beberapa sumber belajar lainnya, seperti: peta, globe, buku, dan berbagai jenis media pembelajaran lainnya. Dalam kegiatan pembelajaran yang pada umumnya terjadi adalah bahwa peserta didik yang aktif mendatangi sumber belajar. Apakah mungkin terjadi yang sebaliknya, yaitu peserta didik yang didatangi oleh sumber belajar? Bagaimana mungkin dapat terjadi sumber belajar yang mendatangi peserta didik?

Di era global ini, siapapun dapat mengamati bahwa seorang anak yang ingin belajar di Sekolah Dasar (SD) misalnya, ia harus datang ke SD. Artinya, anak atau peserta didiklah yang mendatangi SD karena di SD tersedia berbagai sumber belajar, seperti guru, buku-buku, dan berbagai media pembelajaran lainnya. Hal yang sama juga terjadi bagi anak yang ingin belajar di SMP, SMA, dan SMK. Keadaan yang demikian ini yang lazim terjadi. Yang menjadi pertanyaan adalah “Apakah tidak memungkinkan di era global yang serba teknologis ini, seorang anak tidak perlu harus datang ke SD atau TK untuk belajar?”. “Apakah dimungkinkan bagi sang anak untuk tinggal di rumah tetapi berbagai sumber belajar datang menghampirinya sehingga di tetap dapat belajar?”.

Pengalaman negara Australia di bidang pendidikan dengan persebaran penduduk yang sangat berjauhan dan jarang dapat dijadikan sebagai contoh tentang potensi teknologi. sehingga tidak semua anak dapat datang dan belajar di Sekolah yang disediakan oleh Pemerintah atau institusi pendidikan lainnya. Anak-anak usia Taman kanak-Kanak terpaksa tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di Sekolah Taman Kanak-Kanak yang ada. Demikian juga halnya dengan anak-anak pada usia pendidikan yang lebih tinggi. Tidak semua mereka ini dapat datang dan belajar di sekolah setiap hari. Artinya, yang menjadi kendala adalah apabila anak harus mendatangi sumber belajar secara rutin setiap hari. Apa solusi yang dilakukan oleh pemerintah Australia?

Kemajuan teknologi telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan sehari-hari manusia. Kemajuan teknologi juga telah memberikan berbagai kemudahan dalam kehidupan sehari-hari manusia termasuk dalam kegiatan pembelajaran. Pemerintah Australia mengoptimalkan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk membelajarkan para warga negaranya yang karena kondisi geografis dan persebaran penduduk yang terpencar-pencar dan saling berjauhan. Dengan dukungan TIK, pemerintah Australia menghadirkan berbagai sumber belajar yang mendatangi peserta didik mulai dari TK. Bagaimana mungkin anak TK dapat belajar melalui pemanfaatan TIK?

Pemerintah Australia memberikan kredit kepada keluarga yang membutuhkan perangkat TIK untuk mendukung terlaksananya kegiatan pembelajaran. Pelatihan tentang cara-cara pemanfaatan perangkat TIK diberikan kepada anggota keluarga, baik orang tua maupun orang dewasa yang ada. Agar anak-anak usia TK dapat belajar sebagaimana layaknya teman-temannya di Sekolah Taman Kanak-Kanak, maka lembaga penyelenggara pendidikan TK memberikan layanan kegiatan belajar kepada anak-anak TK melalui orang dewasa yang ada atau tinggal serumah dengan menggunakan perangkat TIK.
Melalui perangkat TIK, orangtua anak dibimbing tentang berbagai hal yang harus dilakukan untuk membelajarkan anaknya yang berusia TK. Apabila ada masalah, orangtua juga dapat mendiskusikannya dengan pihak pengelola pendidikan TK secara jarak jauh melalui perangkat TIK yang telah ada. Pada dasarnya, orangtua atau orang dewasa yang dekat dengan sang anak yang berusia TK yang melakukan kegiatan pendidikan/pembelajaran. Sumber belajar yang datang menghampiri sang anak melalui orangtua atau orang dewasa yang dekat dengan sang anak melalui penggunaan perangkat TIK.

Pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi di mana anak telah mampu memanfaatkan sendiri perangkat TIK, maka anak dapat secara langsung berinteraksi dengan sumber belajar. Untuk belajar, anak tidak perlu meninggalkan tempat tinggalnya menuju sekolah yang ada, yang jarak tempuhnya cukup lama. Hanya saja, untuk pengembangan aspek sosial anak, maka lembaga pengelola pendidikan secara berkala (setiap akhir semester atau akhir tahun ajaran) mengundang semua peserta didik untuk berkumpul dan tinggal bersama serta belajar bersama.

Bagaimana keadaannya di Indonesia? Apakah contoh pengalaman pemerintah Australia memanfaatkan TIK di bidang pendidikan dapat diterapkan di Indonesia, khususnya bagi daerah-daerah yang penduduknya terpencar-pencar, jarang dan tinggal berjauhan? Model pendidikan dengan memanfaatkan TIK telah juga diterapkan di Indonesia tetapi implementasinya tidak sama dengan yang diterapkan di Australia. Esensinya adalah mendatangkan sumber belajar ke tempat peserta didik. Melalui dukungan kemajuan TIK telah memungkinkan Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom)-Departemen Pendidikan Nasional menghadirkan berbagai sumber belajar ke tempat peserta didik berada. Hal ini berarti bahwa bukan lagi peserta didik yang mendatangi sumber belajar tetapi sumber belajarlah yang mendatangi peserta didik.

Salah satu tugas Pustekkom-Depdiknas adalah mengkaji, merancang, mengembangkan, dan mendiseminasikan berbagai sumber belajar yang dapat mendatangi peserta didik di mana pun mereka berada. Kemampuan Pustekkom-Depdiknas menghadirkan sumber belajar yang mendatangi peserta didik telah berlangsung lama, yaitu sejak dimulainya program siaran radio pendidikan dan siaran televisi untuk pembinaan watak.

Beberapa di antara jenis sumber belajar yang dihasilkan Pustekkom yang telah dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan menghampiri peserta didik adalah program pembelajaran yang disajikan melalui siaran Televisi Edukasi (TVE), EdukasiNet, dan Siaran Radio Pendidikan (SRP). Menghadirkan sumber belajar mendatangi peserta didik memang membutuhkan ketersediaan fasilitas pemanfaatan di tempat peserta didik berada, seperti monitor TV, komputer dengan akses internet, dan pesawat radio.

Salah contoh dari produk Pustekkom-Depdiknas adalah film serial Aku Cinta Indonesia (ACI) Jilid II yang bertemakan pendidikan sejarah perjuangan bangsa (PSPB). Film serial ACI ini ditayangkan secara nasional setiap minggu oleh stasiun TVRI sehingga di mana pun peserta didik berada, sejauh mereka mempunyai pesawat televisi dapat menangkap siaran TVRI, maka ini berarti bahwa sumber belajar telah datang menghampiri peserta didik di tempatnya. Peserta didik tidak perlu bersusah payah pergi ke berbagai tempat untuk mendapatkan sumber belajar mengenai sejarah perjuangan bangsa.

Contoh lainnya lagi yang dilaksanakan Pustekkom-Depdiknas adalah materi pelajaran untuk penataran para guru-guru SD yang ditayangkan melalui siaran radio. Dengan menggunakan fasilitas radio transistor sederhana, para guru SD dapat berinteraksi dengan sumber belajar yang berupa siaran radio pendidikan. Artinya, sumber belajar yang mendatangi para guru di tempatnya.

Satu contoh lainnya lagi adalah pengembangan sumber belajar yang disajikan melalui media internet. Berbagai materi pelajaran atau pengetahuan populer yang dirancang dan dikemas ke dalam media internet dapat diakses, baik oleh peserta didik maupun masyarakat pada umumnya di mana pun mereka berada. Persyaratannya adalah ketersediaan fasilitas komputer yang terkoneksi dengan internet. Peserta didik yang mempunyai komputer terkoneksi dengan internet, maka mereka dapat belajar di rumah mereka masing-masing karena sumber belajar menghampiri atau telah hadir di lingkungan mereka.

Untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap tentang berbagai jenis sumber belajar yang dikembangkan oleh Pustekkom, website yang tepat untuk dikunjungi adalah: http://www.pustekkom.go.id atau http://www.depdiknas.go.id atau http://www.tvedukasi.or.id atau http://www.e-dukasi.net atau email ke: info@pustekkom.go.id

Departemen Pendidikan Nasional melalui Pustekkom telah melakukan berbagai upaya untuk dapat menghadirkan berbagai sumber belajar sehingga tersedia di lingkungan kehidupan sehari-hari peserta didik. Dalam kaitan ini, yang diperlukan adalah sosialisasi keberadaan berbagai sumber belajar tersebut sehingga dapat diketahui oleh peserta didik. Dengan tersebarluasnya informasi tentang sumber belajar yang tersedia yang dapat diakses di manapun peserta didik berada, maka diharapkan peserta didik akan dapat mengoptimalkan pemanfaatannya. Dalam kaitan ini, ada satu hal yang kemungkinan dapat menjadi tantangan yaitu bagaimana menyediakan fasilitas yang diperlukan peserta didik untuk dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber-sumber belajar yang telah ada di lingkungan mereka.

http://www.e-dukasi.net/artikel/index.php?id=82

0 komentar: